CAGAR ALAM PANGANDARAN
Kawasan Taman Nasional Pangandaran, Jawa Barat. semenanjung yang bentuknya menyerupai kepalan tangan manusia. Taman Nasional Pangandaran ini berbatasan dengan Desa Pananjung
di sebelah utara, Teluk Pananjung di sebelah timur, Samudra Indonesia di sebelah selatan, dan Teluk Parigi di sebelah baratnya.
Dengan luas 530 Ha, Semenanjung Pangandaran ini terdiri dari Taman Nasional yang juga berfungsi sebagai tempat penyangga (buffer zone) kawasan hutan lindung yang memiliki luas 37,7 Ha, dan juga cagar dataran tinggi yang memiliki tinggi 100-150 meter diatas permukaan laut serta sebagian besar datarannya terbentuk dari susunan breccia.
Desa Pangandaran, yang merupakan dataran rendah dengan ketinggian hanya 1-2 meter dibawah permukaan laut ini berada di atas daerah tanah genting yang lebarnya 200 meter. Daerah ini sering disebut juga sebagai penghubung daratan dengan Pulau Jawa. Di sebalah selatan semenanjung ini permukaan berubah menjadi berbukit dan terjal dimana terdapat gua-gua, baik alami maupun buatan. Gua buatan yang berada di semenanjung ini merupakan gua peninggalan Jepang yang digunakan sebagai gua pertahanan pantai, sedangkan gua alami terbentuk akibat rembesan air yang pada akhirnya membentuk stalagmit dan stalagtit .
Dengan luas 530 Ha, Semenanjung Pangandaran ini terdiri dari Taman Nasional yang juga berfungsi sebagai tempat penyangga (buffer zone) kawasan hutan lindung yang memiliki luas 37,7 Ha, dan juga cagar dataran tinggi yang memiliki tinggi 100-150 meter diatas permukaan laut serta sebagian besar datarannya terbentuk dari susunan breccia.
Desa Pangandaran, yang merupakan dataran rendah dengan ketinggian hanya 1-2 meter dibawah permukaan laut ini berada di atas daerah tanah genting yang lebarnya 200 meter. Daerah ini sering disebut juga sebagai penghubung daratan dengan Pulau Jawa. Di sebalah selatan semenanjung ini permukaan berubah menjadi berbukit dan terjal dimana terdapat gua-gua, baik alami maupun buatan. Gua buatan yang berada di semenanjung ini merupakan gua peninggalan Jepang yang digunakan sebagai gua pertahanan pantai, sedangkan gua alami terbentuk akibat rembesan air yang pada akhirnya membentuk stalagmit dan stalagtit .